Jumat, 19 September 2014

DATA CENTER

Apa itu Data Center?

Datacenter (atau Data Center) jika diterjemahkan memiliki arti tempat penyimpanan pusat. Carrie Higbie dari Global Network Applications menyatakan bahwa setiap organisasi memiliki data center, walaupun hanya berupa sebuah ruangan server atau sebuah komputer. Pada kasus ini datacenter bisa disamakan dengan network operations center (NOC), sebuah area yang aksesnya dibatasi dan berisi sistem otomatis yang secara konstan memonitor aktivitas server, traffic web, dan koneksi jaringan.
Datacenter merupakan sistem komputer terpenting sekaligus paling rapuh. Pada dasarnya, data center merupakan sebuah tempat yang memiliki jaringan komputer dan infrastruktur lain, seperti backup power, pengatur udara, dan sistem keamanan.

Tier Data Center

Ada 4 Tier / tingkatan untik mengidentifikasi datacenter berdasarkan infrastruktur dan topologinya. Berikut adalah ke-4 Tier yang diklasifikasikan oleh Lembaga Uptime:
  • Tier 1: disusun dari sebuah jalur power dan cooling, tanpa komponen redundansi, memberikan ketersediaan (availabilitas) hingga 99.671%.
  • Tier II: disusun dari sebuah jalur power dan cooling, dengan komponen redundansi, memberikan ketersediaan (availabilitas) hingga 99.741%.
  • Tier III: disusun oleh banyak power dan cooling system, namun hanya satu jalur yang aktif. Mampu memberikan availabilitas hingga 99.982%.
  • Tier IV: disusun oleh banyak power dan cooling system, memiliki komponen redundansi. Mampu memberikan availabilitas hingga 99.995%.
Ukuran data center beragam, tergantung dari jumlah komputer dan perangkat yang terdapat di dalamnya. Dalam sekup terkecil, data center bisa berupa sebuah komputer yang hanya dipergunakan oleh perseorangan. Sedangkan yang lebih besar (terdiri dari banyak komputer) biasanya dipakai untuk kepentingan sebuah organisasi atau lembaga.
Perusahaan hosting besar, seperti Hostgator memiliki datacenter mampu menampung ribuan komputer atau server. Selain perusahaan hosting, data center juga dimiliki oleh Bank atau lembaga-lembaga besar lainnya. Data center sebuah bank biasanya terdiri dari jaringan komputer untuk meletakkan data-data penting seperti data nasabah. Universitas juga bisa memiliki data center, yang tidak hanya dipakai untuk menyimpan data mahasiswa, namun juga untuk menyimpan semua informasi tentang Universitas tersebut.
Informasi yang tersimpan pada Data center bisa menjaga keberlangsungan sebuah institusi. Bayangkan jika datacenter berhasil dibobol atau dikacaukan oleh pihak luar, maka akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemilik data center tersebut. Maka dari itu data center biasanya dilengkapi dengan pengamanan super lengkap, seperti penahan api, pendeteksi asap, pengatur suhu ruangan, akses biometrik, kamera CCTV, power backup generator, serta berbagai teknologi mutakhir lainnya. Selain mencegah datangnya musibah, pemilik data center juga biasanya melakukan backup rutin sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi kerusakan atau kehilangan data.
Data center juga bisa ditemukan pada lembaga pemerintah, perusahaan yang memiliki banyak markas besar, provider alat-alat elektronik seperti televisi, ponsel, dan sejenisnya. Semakin besar datacenter, semakin rumit pula jenis dan tingkat proteksi yang diperlukan. Ini karena setiap komputer terhubung pada jaringan yang sama. Sehingga jika terjadi masalah pada satu komputer, bisa mengancam keselamatan komputer lainnya pada jaringan tersebut. Seberapa besarpun ukuran datacenter, fungsinya sama yaitu untuk mengumpulkan dan melindungi data seseorang atau kelompok (organisasi, perusahaan, dll).