A. Latar Belakang alamat IPv6
Sejak awal tahun 1990-an,
organisasi Internet Enginering Task
Force (IETF) mulai menyadari bahwa suatu saat routing protocol IPv4 akan
mengalami keterbatasan dalam penyediaan alamat Internet Protocol (IP) dan mulai
mencari suatu routing protocol pengganti yang dapat menyediakan jumlah alamat
IP lebih banyak. Hal ini yang kemudian mengawali proses pengembangan IPv6 (IP
next generation) sebagai penerus IPv4. Untuk IPv6 ditetapkan menjadi salah satu
standar IETF melalui RCF 2460.
Perubahan ke IPv6 juga mendorong
berkembangnya protokol-protokol baru pada OSI dan TCP/IP sebagai penunjang
protocol routing IPv6 itu sendiri, seperti misalnya protokol baru Internet
Control Message Protocol (ICMPv6),Neighbor Discovery, dan Mlticast Listener
Discovery (MLD). Header IPv6 yang lebih sederhana sehingga hal ini juga
mempengaruhi infrastruktur network keseluruhan.
IPv6 telah dirancang dengan skalabilitas
yang tinggi agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk terus
memungkinkan pertumbuhan Internet. Namun,penerapan IPv6 masih berjalan lambat
dan masih terbatas dalam jaringan internet tertentu.hal ini terjadi karena
perangkat dan infrastruktur yang secara luas digunakan dalam keseluruhan
jaringan internet masih merupakan perangkat dan infrastruktur dari IPv4, dan
sepertinya masih akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan. Akan
tetapi cepat atau lambat pada akhirnya IPv6 akan menggantikan dominasi dari
IPv4 sebagai routing protocol.
Sebelum perubahan infrastruktur
sepenuhnya ke IPv6, maka diperlukan suatu solusi di mana IPv6 harus dapat
berdampingan dengan IPv4, keduanya harus dapat saling berkomunikasi dengan
compability yang sesuai. Apabila selama masa transisi hal tersebut tidak dapat
terpenuhi,maka dapat terjadi kekacauan pada jaringn internet. Inilah yang
membuat transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap. Sebagai salah
satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode Tunneling.
B.Teori Dasar alamat IPv6
1.
Definisi
dan Spesifikasi Dasar IPV6
IP
versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791.Request for Comments (RFC) adalah salah satu dari seri dokumen infomasi dan standar Internet bernomor yang diikuti secara luas oleh perangkat
lunakuntuk digunakan
dalam jaringaninternet dan beberapa sistem operasi jaringan
Berbeda
dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4,
meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4
miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini
hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit,
memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038
alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang
alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama
seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur
alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static
address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server
dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
configuration.
Seperti
halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit)
sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6,
bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat
IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak
ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6
didefinisikan dalam RFC 2373.
2. Format
Alamat IPv6
Dalam
IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap
blokbilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format,
berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format,
angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan
dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
3.
Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format
prefix, yakni sebagai berikut:
·
Alamat Unicast,
yang menyediakan komunikasi secara point-to-point,
secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
·
Alamat Multicast,
yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
·
Alamat Anycast,
yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari
sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini
juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan
diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast
terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
·
Link-Local,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
·
Site-Local,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
·
Global Address,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis
IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Ketiga address di atas
menakala diimplementasikan pada unicast address akan
menghasilkan beberapa kelompok address yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
·
Alamat unicast global
Unicast global addresses
Alamat unicast
global IPv6 mirip dengan
alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast
Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global
dirujuk oleh host-host di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga
mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast globalterbagi menjadi
topologi tiga level (Public, Site,
dan Node).
·
Alamat unicast
site-local
Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam
IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah
site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast
site-local dalam sebuah
jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini
adalah
FEC0::/48
.
·
Alamat unicast yang
belum ditentukan (unicast unspecified address)
Unicast unspecified address
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat
yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah
DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum
ditentukan, yakni
0.0.0.0
. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0
atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::
).
·
Alamat unicast loopback
Unicast Loopback Address[sunting | sunting sumber]
Alamat unicast
loopback adalah sebuah alamat
yang digunakan untuk mekanisme interprocess
communication (IPC)
dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan adalah
127.0.0.1
, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1
, atau ::1
.
4. Kelebihan
dan Kekurangan alamat IPv6
a.
Kelebihan
1)
Format
header baru. Header baru IPv6 lebih efisien daripada
header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh
dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.
2)
Jumlah alamat yang jauh
lebih besar. Dengan spesifikasi bit untuk alamat
standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2^128
kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan namun sudah
cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4
sudah tidak perlu lagi digunakan.
3)
Infrastruktur
routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.Arsitektur pengalamatan IPv6
yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga.
Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai
mode teknologi transmisi.
4)
Kemampuan
Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address
auto-configuration.Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa
secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup
dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link
local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan
memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan
masa depan karena di Internet masa depan nanti akan semakin banyak node yang
akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia pun bisa saja akan
memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam
konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap
host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan
menggunakan lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
5)
Keamanan
yang sudah menjadi standar built-in.Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat
opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6
sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.
6)
Dukungan
yang lebih bagus untuk QoS. Adanya bagian (field)
baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic
Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh,
bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
7)
Berbagai
protokol baru untuk keperluan interaksi antar node
Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan
unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan
neighbor dalam jaringan.
8)
Ekstensibilitas.
Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya
pada extension head.
b.
Kekurangan
§ Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang baru yang mendukungnya.
§ Harus ada pelatihan tambahan,
serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan
IPv6 yang berjalan di atas IPv4.
5.
Perbandingan IPv6 dan IPv4
IPv4
|
IPv6
|
Pengalamatan
lebih sedikit.
|
Memungkinkan pengalamatan
lebih banyak.
|
Panjang alamat 32 bit (4 bytes)
|
Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
|
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP
|
IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual,
bisa menggunakan address autoconfiguration
|
Dukungan terhadap IPSec opsional
|
Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
|
Header mengandung option.
|
Data opsional dimasukkan seluruhnya ke
dalam extensionsheader.
|
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada
link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
|
Paket link-layer harus mendukung
ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte |
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim
dan ada router, menurunkan kinerja router.
|
Fragmentasi dilakukan hanya oleh
pengirim.
|
Checksum termasuk pada header.
|
Cheksum tidak masuk dalam header.
|
Menggunakan ARP Request secara
broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer. |
ARP Request telah digantikan oleh
Neighbor Solitcitation secara multicast.
|
Untuk mengelola keanggotaan grup pada
subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).
|
IGMP telah digantikan fungsinya oleh
Multicast Listener Discovery (MLD).
|
6. Tahap
Implementasi IPv6
•
Sumber daya manusia, dengan memberikan sosialisasi, training,
ataupun workshop mengenai IPv6.
•
Akses, yakni segera mengajukan kepada provider
yang sudah memiliki blok IPv6 sehingga mudah dalam menerapkannya pula ke dalam
jaringan internal organisasi.
•
Perangkat jaringan, perangkat jaringan yang
digunakan harus dipastikan kompatibel dan dapat berjalan di atas platform
IPv6. Mengingat kapasitas dari IPv6 ini lebih besar, harus dipertimbangkan juga
spesifikasi perangkat jaringan tersebut, misal: Storage dan CPU-nya.
•
Perangkat lainnya, perangkat pendukung yang mungkin
digunakan dalam sistem jaringan.
•
End user equipment, end user equipment juga menjadi
hal yang patut dipertimbangkan, apakah kompatibel terhadap pemakaian IPv6 atau
tidak. Misal: NIC support IPv6 atau tidak, OS support IPv6 atau
tidak, dsb.
•
Regulasi, perlu adanya kebijakan yang bersifat
mengikat dan berskala nasional sehingga seluruh elemen dapat mendukung proses
implementasi IPv6 tersebut.
C.Cara Kerja alamat IPv6
IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk
merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari TCP
dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP “tidak
bertanggung jawab” jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP akan
mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message Protokol)
dan kemudian kembali ke sumber data.
Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang
akan disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah
sumber dan tujuan datagram.
1. Format
Header IPv6
Header IPv6 didesain mempunyai
lebih sedikit field dibandingkan dengan IPv4,
panjang header yang selalu tetap, dan
fragmentasi yang terbatas pada paket IPv6 yang
terbatas akan membuat router menjadi lebih cepat
dalam memproses paket IPv6.
Gambar 1. Format Header
Header IPv6 mempunyai panjang yang tetap sebesar 40 bytes. Fields dalam
header IPv6 dijelaskan sebagai berikut:
·
Field Version digunakan untuk menandai versi dari IP yang
digunakan. Dalam IPv6field ini berisi angka 6. Panjang field ini 4 bit.
·
Field Traffic Class untuk menandai kelas atau prioritas dari
paket IPv6. Ukuran field ini8 bit.
·
Field Flow Label untuk menandai bahwa paket tersebut dimiliki
oleh urutan spesifiktertentu dari paket IPv6 antra asal dan tujuan. Field ini
digunakan untuk aplikasi tertentuseperti aplikasi data real-time.
·
Field Payload Length untuk menandai panjang dari payload.
·
Field Next Header menandai tambahan header pertama jika ada
atau jenis protokol padalapisan atas PDU (Protokol Data Unit).
·
Field Externsion Header digunakan untuk tambahan
fungsionalitas yang dibutuhkanseperti security dan
sebagainya.
·
Field Hop Limit untuk menandai maksimum hop yang dapat
digunakan oleh IPv6dalam lalu lintas internet.
·
Field Source Address digunakan untuk menyimpan alamat IPv6
dari host asal. Ukuranfield ini 128 bit.
·
Field Destination Adddress digunakan untuk menyimpan alamat IPv6
dari host tujuan.Ukuran field ini 128 bit.
2. Mekanisme Transisi dari IPv4 ke IPv6
IPv6 mempunyai format alamat dan
header yang berbeda dengan IPv4. Sehingga secara langsung IPv4 tidak bisa
interkoneksi dengan IPv6. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah pada
implementasi IPv6 pada jaringan internet IPv4 yang telah ada. Sebagai solusi
masalah implementasi IPv6 ini diperlukan suatu mekanisme Transisi IPv6. Tujuan
pembuatan mekanisme transisi ini adalah supaya paket IPv6 dapat dilewatkan pada
jaringan IPv4 yang telah ada ataupun sebaliknya.
Teknologi Internet saat ini menggunakan
protokol IPv4. Kenyataannya bahwa infrastruktur digunakan sekarang sangat
menyulitkan transisi protokol dari IPv4 ke IPv6 sekaligus. Sangat tidak
relistis untuk mengharuskan semua node menggunakan IPv6 pada suatu saat yang
ditentukan, misalkan tengah malam pada tanggal tertentu. Yang dibutuhkan adalah
sebuah mekanisme transisi. Mekanisme yang dibahas di sini adalah kondisi saat
mesin IPv6 harus berhubungan dengan mesin IPv6 dan menggunakan infrastruktur
routing IPv4. Berikut ini adalah mekanisme transisi pada IPv6:
a.
Dual stack
Menyediakan dukungan untuk IPv4 dan
Ipv6 pada mesin.Cara termudah proses transisi IPv6 adalah dengan menyediakan
IPv4 dan IPv6 sekaligus dalam satu mesin sehingga dapat berhubungan baik dengan
mesin IPv4 maupun IPv6. Mesin dengan kemampuan demikian disebut mesin
IPv6/IPv4.Sebuah IPv4-to-IPv6 teknologi transisi fundamental melibatkan
kehasiran dua implementasi perangkat lunak Internet Protocol dalam sistem
opoerasi, satu untuk IPv4 dan satu lagi untuk IPv6.Dual-stack host deijelaskan
dalam RFC 4213.Dual IP stack implementasi di tempat dalam sistem operasi paling
modern. Ini adalah cara transisi berjalan IPv4 dan IPv6 secara bersamaan.
Dengan cara ini pemrogram dapat menulis aplikasi untuk menerima koneksi pada
IPv4 atau IPv6 interface. Sesuatu yang lain Anda akan berjalan ke hibrid dual
stack alamat IPv6/IPv4. Ini adalah alamat khusus dimana 80 bit pertama di-set
ke 0, 16 berikutnya di set ke 1, dan terakhir 32 bit alamat IPv4 Anda. Sebuah
contoh dari dual stack hibrida adalah sebagai berikut,:: FFFF: 192.168.1.1 Anda
dapat melihatnya terlihat seperti alamat IPv4 dengan:: FFFF: awalan.
Gambar 1. Dual Stack
b.
Tunneling
Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat
suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada di
antaranya.Tunneling IPv6 di atas IPv4 melalui enkapsulasi dan melewatkannya dia
atas jaringan IPv4. Beberapa implementasi dari metode transisi tunneling yang umum dikenal antara lain adalah
6to4, 6over4, ISATAP, serta teredo.
Gambar 2. Tunneling
Ada dua jenis tunneling :
·
Tunneling Terkonfigurasi
Pada dua tunneling pertamayaitu router
ke router dan mesin ke router, ujung tunneling adalah router yang harus
mendekapsulasi paket IPv6 dan mengirimkannya ke tujuan akhirnya.Jika alamat
IPv6 router berbeda dengan alamattujuan paket dan paket tersebut.tidak
menyediakan alamat IPv4 router, maka alamat router ditentukan dari konfigurasi
mesin pembentuk tunneling. Tunneling demikian disebut dengan tunneling
terkonfigurasi dan dapat digunakan untuk terhubung ke backbone IPv6.
·
Automatic Tunneling
Pada dua tunneling terakhir yaitu
mesin ke mesin dan router ke mesin, paket IPv6 dikirimkan ke alamat tujuan yang
menentukan ujung tunneling. Jika alamat ujung tunneling adalah IPv4-Compatible,
maka 32 bit tera- khirnya dapat dijadikan sebagai alamat IPv4. Tunneling
demikian disebut tunneling secara otomatis.Penentuan paket IPv6 yang dikirim ke
tunneling menggunakan informasi routing IPv6.
3. Keamanan
alamat IPv6
Pada IPv6
telah mendukung komunikasi komunikasi terenkripsi maupun authentification pada
layer IP. Dengan memilki fungsi security pada IP itu sendiri, maka dapat
di lakukan hal seperti packet yang di kirim dari host tertentu seluruhnya di
enkripsi. Pada IPv6 untuk authentification dan komunikasi terenkripsi memakai
header yang di perluas ynag di sebut AH (Authentification Header) dan payload
yang di enkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada
komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut di
tambahkan.
Fungsi
security yang di pakai pada layer aplikasi, mislnya pada S-HTTP dipaakai SSL
sebagai metode enkripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode
enkripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya,
pada IPv6 tidak di tetapkan cara tertentu dalam metode enkripsi dan manajemen
kunci, sehingga mnejadi fleksibel dapat memakai metode manapun.Hal ini di kenal
sebagai Sh(Security Assocaition). Fungsi Security pada IPv6 selain pemakaian
pada komunikasi terenkripsi antar sepasang host dapat pula melakukan komunikasi
terenkripsi antar jaringan dengan cara menenkripsi paket oleh gateway dari 2
jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.
4. Mengubah
IPv4 ke alamat IPv6
Mengubah IPv4 jadi IPv6.
Catatan:
128 = 10000000
64 = 1000000
32 = 100000
16 = 10000
8 = 1000
4 = 100
2 = 10
1
=1
a = 10
b = 11
c = 12
d = 13
e = 14
f = 15
Contoh :
Ipv4 → 192.168.232.187 → Dibinnerkan
{ [1100.0000 , 1010.1000]
[1110.1000 , 1011.1011] }
[ 1100 = 8 + 4 = 12 (c)
0000 = 0 = 0
1010 = 8 +2 = 10 (a)
1000 = 8 = 8 ]
[ 1110 = 8 + 4 + 2 =14 (e)
1000 = 8 = 8
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b)
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b) ]
Jadi Ipv6
= c0a8:e8bb → fe80::c0a8:e8bb
Cara Setting alamat IPv6
Windows
XP
Pada windows vista telah tersedia IPv6 tanpa harus di install oleh
user akan tetapi lain halnya dengan windows XP , walaupun sebenarnya dalam
stack windows XP pun telah tersedia tetapi tidak langsung otomatis di tampilkan
, berikut cara setting IPv6 pada windows xp ,
a. RUN , lalu ketik cmd
b. setelah itu ketikan IPv6 install
c. lalu restart komputer jika
diperlukan , tetapi point ini dapat dilewatkan jika tidak dibutuhkan.
d. lalu cek dengan perintah ipv6 if,
ping6, or trace router6
atau dengan cara dibawah ini,
§ klik tombol start
§ dan menuju “Control Panel”.
§ klik “Network Connections”.
§ klik kanan pada koneksi yang
membutuhkan IPv6 selanjutnya ke “Properties”
§ klik tombol install
§ di “Select Network Component Type”
pilih “Protocol” option lalu klik “Add…” button.
§ pada “Select Network Protocol”
window pilih “Microsoft TCP/IP version 6” lalu klik “Ok”.
setelah itu pada run –> cmd , ketikan ipconfig maka akan
terdapat 2 IP disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar